Yakinlah bahwa sebuah usaha tidak akan membohongi hasil yang kita dapakan, raihlah semua impian dengan doa dan kesungguhan dalam melangkah ke masa depan (bejosulasih)
WONG BEJO
Tak terasa sudah hampir 13 tahun saya menjadi seorang guru, dimulai dari guru honorer di sebuah SMK Negeri di Kabupaten Pemalang hingga saat ini pulang ke kampung halaman mengajar di SMK N 1 Warungasem di Kabupaten Batang. Waktu pertama kali mengajar, jarak dari rumah kurang lebih 25 km, saat itu bisa ditempuh dengan sepeda motor atau naik bis, dengan waktu tempuh kurang lebih satu hingga dua jam (waktu maksimal jika jalan pintura macet).
Alhamdulillah tahun 2009 saya diterima PNS sebagai guru dan ditempatkan di sekolah yang sama saat saya mengabdi. Banyak dari mereka yang bilang namanya saja Bejo, ya Bejo terus katanya. Tapi hal itu tidak membuat saya minder, justru bisa lebih berusaha karena saya yakin semua dimulai dari sebuah proses bukan hasil. Proses yang dilakukan secara sungguh-sungguh untuk mendapatkan sebuah impian atau cita cita.
Waktu saya masuk SMK Jurusan Tata Boga di SMK N 1 Pekalongan, saat itu memang masih ikutan teman karena ketidaktahuan dalam memilih jurusan, maklum orang kampung jauh dari kota, dapat ditempuh dalam waktu satu jam dari rumah sampai sekolah dengan naik bis, ceritanya mau merantau cari pengalaman. Saya ingat waktu mau pendaftaran ada tes wawancara ditanya tentang berbagai macam bumbu dapur, ya saya jawab sebisa saya dan Alhamdulillah diterima.
Secara akedemik waktu di SMP saya termasuk anak biasa, tidak pinter atau punya prestasi seperti teman-teman yang lain, tapi saat masuk SMK saya mulai berani dalam bersosialisasi dan banyak mengikuti kegiatan-kegiatan sehingga mulai tumbuh rasa percaya diri, sampai pada akhirnya prestasi akademik di SMK pun mengikuti.
Pada tahun kedua, akhirnya saya dipercaya menjadi ketua OSIS. Seorang perempuan menjadi ketua OSIS? Hal itu seperti mimpi dalam hidup saya dan membuat saya semakin belajar untuk menjadi perempuan yang dewasa dalam bertindak. Tiga tahun tak terasa berlalu di SMK dengan masa-masa yang tak mungkin terlupakan, namanya juga ABG. Waktu itu cara berpikir saya simple saja, habis lulus SMK saya mau jualan, buka warung dekat rumah.
Apalagi keluarga saya memang berlatar belakang pedagang semua, jadi jiwa berdagang pasti ada.
Kemudian waktu itu nama saya didaftarkan PMDK untuk masuk kuliah di IKIP Semarang dengan jalur prestasi. Alhamdulillah diterima, almarhum Bapak sempat pesimis dan bilang ke saya, “Nduk apa Bapak bisa nguliahke kamu, wong bapak ora duwe duwit” (Nak, apa Bapak bisa menguliahkan kamu, orang Bapak tidak punya uang). Lalu Ibu saya yang menanggapi, “Ora popo mangkat kuliah ae nggo masa depanmu, mengko Mae tak luru-luru” (Tidak apa-apa kuliah saja untuk masa depanmu, nanti Ibu biar yang cari rejeki untuk kuliah).
Percakapan itu yang akan selalu saya ingat untuk menjadikan semangat saya saat kuliah, masuk tahun 1999 walaupun dengan uang saku pas-pasan. Kadang saat makan, satu bungkus bisa untuk dua kali makan, tapi tetap semangat dan mungkin ini juga sudah takdir, hal itu membuat saya untuk selalu bersungguh-sungguh dalam menempuh ilmu waktu itu di IKIP (sekarang UNNES, Universitas Negeri Semarang). Saat pemilihan jurusan di semester tiga, saya mantap menjatuhkan pilihan untuk masuk Jurusan Tata Busana.
Berat memang dengan masuk kelas yang rata-rata berasal dari jurusan yang memang linier yaitu Tata Busana, tapi itu tidak menjadikan saya malas. Justru hal tersebut saya jadikan tantangan dengan modal mesin jahit baru yang dibelikan Ibu. Saya langsung mengikuti les menjahit yang murah waktu itu untuk bisa mengimbangi teman-teman di kampus.
Alhasil tahun 2003 saya dapat menyelesaikan studi S1 dengan mendapat piagam penghargaan mahasiswa terbaik karena waktu itu saya dapat menyelesaikan studi dengan usia termuda untuk Jurusan Tata Busana, 21 tahun. Terimakasih Ya ALLAH.
BEJO SULASIH. Nama itu dipanggil oleh panitia wisuda untuk maju ke depan podium dengan didampingi Bapak dan Ibu. “Waaaaaaah…. aku luluuuuus…”.
Hal yang tak terduga pun terjadi dalam hidup saya. Saya berangkat ke Negara Tirai Bambu untuk mengikuti Program Magang Guru di sana. Alhamdulillah seperti mimpi. Proses yang dilalui pun panjang, mulai dari persyaratan pendaftaran, seleksi akademis hingga tes wawancara. Dan akhirnya terpilih dan bisa berangkat ke China selama tiga minggu.
Cerita pengalaman di atas mungkin bisa membuat motivasi para anak muda atau mungkin murid-murid saya yang membaca. Keyakinan dalam melakukan sesuatu hal dibutuhkan juga bantuan orang lain baik dalam bentuk doa, dukungan ataupun bahkan materi terutama dengan orang terdekat kita yaitu orang tua dan keluarga.
Jangan sampai lupa akan jasa orang tua yang bersusah payah membesarkan dan memberikan pendidikan yang layak. Doa orang tua untuk kita itulah letak keberkahan dalam hidup yang kita jalani hingga saat ini. Dengan segala keterbatasan yang kita miliki harusnya membuat kita untuk bisa tampil meyakinkan diri sendiri bahwa saya bisa dan saya siap menatap masa depan.
Penulis adalah seorang guru yang mempunyai harapan dan impian yang besar untuk terus mengembangkan ilmu sekaligus dapat menginspirasi banyak orang khususnya generasi muda.
Nama : Bejo Sulasih
Tempat,Tanggal Lahir : Batang, 26 Februari 1982
Alamat : Jl. Raya Bandar No. 114, Bandar, Batang
Riwayat Pendidikan
• Tahun 1987 – 1993 : SD N 2 Bandar
• Tahun 1993 – 1996 : SMP N 1 Bandar
• Tahun 1996 – 1999 : SMK N 1 Pekalongan
• Tahun 1999 – 2003 : S1 Prodi Tata Busana Universitas Negeri Semarang
• Tahun 2014 – 2017 : S2 Prodi Pendidikan Kejuruan Universitas Negeri Semarang
Pengalaman Kerja
• Tahun 2006 – 2013, SMK N 1 Ampelgading Pemalang, Guru Produktif Tata busana
• Tahun 2013 – Sekarang, SMK N 1 Warungasem Batang, Guru Produktif Tata Busana
• Wiraswasta di bidang busana