Pelatihan Pewarnaan Batik Batang

Keberadaan Batik Batang saat ini belum setenar batik Pekalongan, walaupun dari segi permintaan pasar selalu ada. Kualitas batik Batang lama dengan sekarang beda. Kain batik Batang yang lama pembatikannya sangat rapi, warnanya cerah menarik, dan kainnya kuat tidak mudah robek.

Untuk kain batik Batang yang ada saat ini terjadi penurunan kualitas, baik dari minimnya variasi motif, kerapian, kualitas kain mori, dan juga kualitas pewarna batik.

Pada bulan Juli 2019, IPI mengadakan pelatihan pewarnaan batik batang. Warna batik Batang yang ada saat ini cenderung hampir sama dengan warna batik Pekalongan. Keresahan yang ada pada tingkat pembatik yaitu bagaimana memunculkan kembali warna-warna batik Batang lama, khususnya warna merah gowok (merah kecoklatan), warna merah cabe, dan juga warna sogan nggenes (coklat tanah basah).

Pelatihan diadakan untuk pembatik dan pelajar SMK jurusan Tata Busana yang ada di Batang. Untuk pelatihan dengan pembatik diadakan bersama dengan pembatik Desa Kalipucang Wetan dan bertempat di Galeri Batik Tiga Negeri Desa Kalipucang Wetan.

Peserta sebanyak 9 (sembilan) orang, kesemuanya pembatik dari Kalipucang. Sedangkan pelatihan di tingkat pelajar diadakan di SMK PGRI dengan peserta masing-masing 5 (orang), dari SMK PGRI dan SMK N 1 Warungasem. Pelatihan dilakukan masing-masing selama 3 (tiga) hari. Trainer pelatihan pewarnaan ini adalah Miriam Veronica, praktisi yang concern di bidang tekstil, dan dibantu oleh tim IPI.

Pelatihan pertama dilakukan untuk pembatik dulu baru kemudian dengan pelajar SMK. Untuk memudahkan peserta, pelatihan dibagi menjadi dua tahap, tapi pada dasarnya sama antara pembatik maupun pelajar SMK. Tahap pertama, diberikan materi pengenalan warna dasar dan komposisi warna, untuk kemudian diterapkan pada media kertas dengan cat poster dan mencari banyak warna baru dari mencampurkan beberapa warna dasar yang ada.

Tahap kedua, peserta diajak untuk mencoba mencelup kain mori putih ukuran 50×50 cm dengan pewarna napthol dan pedoman standar warna. Perbedaan ada di tahap ini. Pada tahap ini, pembatik meracik warna dasar merah dan biru, dengan pewarna napthol dari 2 (dua) produsen, Solo dan Pekalongan.

Ternyata hasil warnanya berbeda. Jika kita perhatikan warna batik Batang cenderung dominan dengan warna dasar merah – biru, karena itulah pelatihan disini menyesuaikan kebutuhan pembatik. Proses yang dirasakan agak sulit bagi peserta bukan cara menyelup kainnya, tetapi justru cara menimbang zat pewarnanya, karena ini menjadi pengalaman pertama bagi mereka menimbang zat pewarna.

Selama ini pelatihan pewarna yang ada hanya sebatas mencelup dan mengenal macam warna, jarang ada yang memberi pelatihan cara menimbang. Ironisnya, tidak semua pembatik bisa meracik resepnya sendiri, selama ini hampir semuanya masih membeli resep warna jadi dan tinggal pakai.

Sedangkan pelajar SMK di tahap kedua ini membuat resep warna sesuai keinginan peserta (warna merah, biru, coklat, dan kuning), dengan bahan pewarna naphtol dari Pekalongan. Mengapa dibedakan antara pembatik dan pelajar? Karena pelajar SMK sama sekali belum pernah melakukan proses pewarnaan terutama kain batik.

Dengan kata lain perlu entry point yang berbeda, supaya lebih memahami bukan menghafal. Pelatihan tidak selesai begitu saja. Setelah 3 (hari) intensif praktek bersama-sama, komunikasi dilanjutkan dengan media whatsapp message. Sampai hari ini sudah beberapa kali dilakukan percobaan sendiri maupun berkelompok. Beberapa di antaranya diterapkan utuh dengan torehan cantingnya. Selangkah lebih awal dari rangkaian pelatihan yang akan kami lakukan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *